Rabu, 24 Juli 2013

Berserak?

Puzzle ini sudah lengkap, namun masih berserak. Semoga Tuhan selalu mendekatkan rahasia (perasaan) pada jawabannya.

Puzzle

Persoalan ini memang tidak selalu sederhana. Tidak sesederhana mengambil benang merah dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Persoalan ini memang tidak pernah sederhana. Tidak ada yang berani mengambil resikonya.
Aku tak punya kendali untuk urusan ini.
Aku terpaku pada tulisanku sendiri. Tulisan yang baru selesai akhir-akhir ini. Bukankah niatku menulis memang untuk menjadi pengingat dan alarm hati?

Aku tak punya kendali untuk urusan ini.
Aku butuh logika orang lain untuk menyadarkanku dari mimpi. Untuk menamparku agar angan ini tak terlalu terbang tinggi.

Diam. Sediam yang aku bisa. Tugasku terhadapmu hanya cukup pada batas mengenal, bukan menilai. Aku tak ingin menilaimu dengan rumus kelebihan dikurangi kekurangan ataupun sebaliknya karena hatiku tidak akan menerima jika kamu ‘defisit’ kelebihan. Tak ada rumus yang ideal untuk menilai seseorang, maka tugasku memang hanyalah sebatas mengenal. Biarkan Tuhan yang menilai.

Tak perlu merasa sakit dan cemburu. Ini urusanku. Kau memang tak perlu tahu.

Senin, 08 Juli 2013

Rumit

Terkadang persoalan ini rumit sekali. Mungkin rumit karena hati yang sempit. Perasaan itu sering muncul. Aku merasa belum ada apa-apanya daripada para pendahuluku. Aku pikir aku bisa menemukan diriku dalam passion ini. Tapi ternyata setengah tahun terlewati dan jawabannya masih 'tidak'.
Aku masih sering bingung mengatur semuanya. Partner-partnerku orang sibuk luar biasa. Aku punya target pencapaian tinggi, pun dengan mereka. Bahkan target pencapaian mereka lebih tinggi dariku. Tak sedikit pun aku ingin melalaikan amanah ini. Allah tahu aku kuat, aku bisa. Tapi perasaan ini sering muncul. Aku memang belum ada apa-apanya. Aku tahu aku harus banyak bertanya, namun kemudian terdistraksi banyak hal tentang berbagai capaianku dan capaian mereka.
Sungguh sebenarnya aku belum ter-upgrade setelah upgrading kemarin. Pertanyaan yang terus ada di benakku adalah, aku harus bagaimana?

Ya, aku memang belum bisa berbuat banyak.