Selasa, 21 Juni 2011

terimakasih G4, -Algebra Titania-

well,
18 Juni 2011 kemarin akhirnya berakhir sudah episode putih abu-abu.

sampai jumpa lagi lain waktu, G4. I'll miss you soon. :)


Kalian adalah salah satu rangkaian cerita yang tak akan hilang oleh waktu.
Kita akan selalu satu, hanya tempat yang berbeda. Karena kita punya jalan masing-masing, tetap satu tujuan, kebahagiaan. ;)

Allah bersama kita, dimanapun kita berada.
Ingatkan aku 5 tahun atau 10 tahun yang akan datang, kita kan kembali berpelukan. :)

Maaf jika nama Algebra Titania bukan nama terbaik untuk kita. Saya hanya berusaha.
Maaf untuk orang yang merasa sakit hati jika mendengar nama ini disebut-sebutkan.
Ini fana, tidak abadi. :)
Serenada Terakhir

Nun,
Demi kalam, dan apa yang tlah mereka tulis
Demi pena yang menorehkan tinta..
Dan demi satu warkat yang terbuka..
Demi petang yang hilang tenggelam
Dan
Demi Yang Maha Memanggil, dan Mengembalikan
….

Selepas hujan,
Aku..
Aku adalah perempuan jalan di pematang..
Ketika jatuh senjakala
Sawah muda,, angin muda..
Aku tetap melangkahkan terlampau gontainya..
Sesaat nanti harus ku injak pelataran rumahku..
Dan menunggu, dalam wajah larut yang tertunduk..
Tentu malaikat penjagaku yang akan sedia membukakan..
Disambut diriku dengan lekuk di kedua lesung pipinya
Dan dua bola mata yang berkaca binar..
Seolah malaikat itu ingin tiba merangkul tubuhku yang basah
Basah oleh korosi dingin, yang enggan pun merenggut simpatiku padanya
Oh, perempuan yang malang..
Perempuan yang datang tanpa mengetuk lalu merangkulnya
Perempuan yang jingga neraka langit mengiyakan duka
Perempuan cendana dan bunga-bunga sutra kelabu purawa..
Adapun ini hanyalah sisa jenaka malang, dan ku sebut itu luka
Aku adalah perempuan jalan di pematang..
Ketika jatuh senjakala
Aku menendang tanah jingga
Dan aku membayangkan dengan terang,,
Bagaimana ia menatapku
Sesaat,
Ketika aku terjaga,, dan terbangun setelahnya..
Aku melangkahkan kaki keluar kamarku,
setibanya aku di ujung daun pintu yang sedikit terbuka..
Terdengar suara perempuan paruh yang tersedu sedan,,
Terdengar pilu ketika itu mulai memasuki liang pikirku..
Dan sembilu ketika itu teracap di lidahku,
Tlah berkali aku dengar nama ku terselip dalam baris doa dan asmaNya..
Kiranya aku acuh oleh tiap baris sajak doa nya
Aku buta oleh kabut dalam kehidupan tak suci
Oh, Aku melihat..
Dan yang aku lihat hanya kehampaan, dan fana belaka
Oh, Aku tetap menjadi dingin..
Dan telah putih tangan –tangan jiwaku berdebu..
Hai, malaikat penjagaku..
Sebut namamu.. siapakah dirimu,,
Aku tak mungkin mengenalmu ,
sedang kau pun selalu bersembunyi di balik sajadah mu,,
dan menangis seolah kau bercengkrama dengan seorang yang tiada..
dan demi kau yang bersujud,
Ada yang kau renungi..
Sepanjang malam
Tentang coba yang masih melintang
Tentang anugerah yang tertunda
Oh, malaikat penjagaku..
Aku tahu kau..
Tak lebih dari sepertiga bentang danau yang dalam usai kau seberangi, tuk menjagaku
Serintang panjang padang ombak kau telah lalui, tuk menjagaku
Juga setebing karang curam,
Jatuh kau lewati, tuk menjagaku
Dalam malam yang sama,
Yang kau lakukan hanyalah diam termangu dan menunggu,
Sesaat hari yang tlah berganti,
Aku tiba di pelataran yang sama..
Dan
Tak ku temukan malaikat yang sama di daun pintu rumahku
Dimana kah malaikat penjagaku ?
Dimana ?
Dimana ?
Malaikat penjaga ……
Malaikat penjaga……
(suara malaikat penjaga)
Engkau bulan lelap tidur dihatiku
Oleh sepi diriku yang terampas waktu
Semua didindingi kelam dan kedinginan
Maut atau ribaku menunggu di ujung jalan itu..
Engkau angin dingin dan tak berbadan
Gersik rumpun pimping, rumpun ilalang
Wahai, sedan yang terluput dari liang luka
Di hati arwah kecil dan putih
Malam terbungkam kabut tipis..
Senja di langit barat berkerumun sepi
Aku harus kembali,
Pada Yang Maha Memiliki..
(perempuan)
Kau berdoa di malam hujan
Dan tak seorang tahu
Dari mana datangmu
Kau berdoa di malam hujan
Entah datang dari mana datangnya
Telah lebih dulu kau tahu
Tentang kepergian dirimu
Kau..
(malaikat penjaga)
Duduk
Berdiri
Terdiam
Berbicara
Tertawa
Marah
Sedih,
Wajah itu tangan itu tubuh itu..
Telah aku pupuskan sajak di pasir itu
Dan
berdiri aku di hadapannya.. ketika,
datang,
arungi buas waktu
Berperahu pada laut yang mati..
Kau ..
Kau yang terakhir
Kau yang melukis sajak di atas kafan yang mengambang
Mengarahkan perjalanan
Dimana harus kau temukan
Pelabuhan..
(perempuan)
Selepas hujan,
Aku..
Aku adalah perempuan jalan di pematang..
Ketika jatuh senjakala
Dan ku tahu..
Dan kini aku sungguh dalam kebenaran
Mengerti…
Saat ia nyata di depan mata dan dirasa
Keberadaannya adalah wajar saja
Sungguh kenikmatan itu baru terasa
Ketika ia telah tiada
Dan aku tahu kau..
Kau adalah Bunda..

Bunda..
Kau adalah mutiara di lumpur jiwa
Di rimba akasia aku tersedan tersedu
Seiring kabut yang berlalu..
Sebening air mata bunda
Bunga diri penjelmaan hati
Kristal hati tak bertepi
Ombak bersabung di kota yang mati
Bunda…
kau adalah nama bagi malaikat penjagaku..

sebuah karya Restu Gusti Uji Panuntun,
untuk wisuda dan pelepasan angkatan 4,
-Algebra Titania-
reblog from  Ilya Rosdiana

Sabtu, 11 Juni 2011

ya Allah...

Allah,
hilangkan semua kegalauan ini
hapuskan segala kekalutan ini.

Aku tiada tanpaMu.

Aku tak ingin ada ketakutan
Aku tak ingin hatiku diliputi kekhawatiran

Sungguh aku tiada tanpaMu, Rabbi.

Jumat, 10 Juni 2011

untitled

ya,
biarkan semua itu pergi, hilang...aku harap.

mencari sensasi seindah warna pelangi,
karena ia tak pernah peduli.
lalu, biarkan aku mencari..
sekali lagi.
aku terlampau lama menanti.
atas kepastian yang tak kunjung berani.
galau dan kalut jadi satu.


*gajelas. sedang dilanda virus ga jelas. T.T

Senin, 06 Juni 2011

Aktivasi Kekuatan Hati

Di tingkat kuantum, niat dan keinginan Anda direspons secara otomatis. Seringkali izin Anda agar hal itu terjadi lebih penting dari upaya Anda untuk mendapatkannya. Hukum kuantum melaksanakan fitrahnya dengan senantiasa mengeksekusi doa dan pikiran Anda yang jujur dan mulia. 

Analoginya seperti ini,
Seperti petugas kantor pos yang setia mengantarkan surat yang dikirim ke alamat Anda, tetapi tanpa disadari ketika petugas pos itu datang mengantarkan kiriman, Anda justru menolaknya karena merasa itu bukan kiriman untuk Anda.
Itulah yang biasanya kita lakukan ketika kita berdoa memohon ampunan atau kesuksesan, namun pada saat yang sama, kita merasa tidak pantas mendapat ampunan atau kesuksesan itu. 
Kita menaruh fokus pada hal yang salah.

Ayo ubah semua itu...
Mudah. Ucapkanlah selalu di dalam hati dengan penuh keyakinan,
"Dengan pertolongan Allah aku yakin aku bisa meraih apapun yang aku inginkan. Aku izinkan diriku untuk berhasil. Aku izinkan diriku untuk berubah. Aku izinkan nasibku untuk terus membaik. Saat ini dan selamanya aku selalu mengizinkan semua yang aku inginkan untuk hadir dalam hidupku dengan mudah dan menyenangkan. Terimakasih ya Allah."

Allah menjamin doamu. Allah menjamin doa kita.

Seorang hamba diantara hamba-hambaKu, yang mencari kedekatan denganKu melalui amal-amal yang Aku wajibkan atasnya,
maka ia sungguh menjadi dekat denganKu,
melalui amal shaleh yang ikhlas sampai Aku mencintainya,
Aku menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar,
menjadi matanya yang dengannya ia melihat,
menjadi lidahnya yang dengannya ia berbicara,
Bila ia menyeruKu, Aku menjawab,
dan bila ia meminta dariKu sesuatu, Aku memberinya.

Imam Baqir

NEVER STOP BELIEVING.

Rabu, 01 Juni 2011

Alhamdulillah...

Alhamdulillahirabbil'alamiin.

Alhamdulillah, akhirnya SNMPTN beres juga. Well, sekarang tinggal deg-degan'y nungguin hasilnya tanggal 30.
fiuh.
Yaah..yakin lah yakiin. Usaha udah semaksimal mungkin, dan smua usaha untuk SNMPTN udah berakhir beberapa jam yang lalu. So, yang bisa saya lakukan setelah ini hanyalah berdoa dan terus berdoa. Semoga Allah menjodohkan saya dengan pilihan pertama. Amiin.

Banyak hal yang saya pelajari dari proses ujian ini,
Belajar tentang kekuatan doa, belajar tentang kesungguhan usaha, belajar bersyukur, belajar ikhlas, belajar tulus. Dan banyak hal yang lainnya.

Selain itu, semua proses ini membuat saya benar-benar bersyukur menjadi salah satu bagian dari Cahaya Madani.
Banyak dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari temen seangkatan (woh, ini mah wajib namanya), kakak kelas (alumni sibuk UAS jg masih sempet ngirimin supportnya. huaa..makasi banyak alakh ukhtii..=D), adek kelas (terutama pas jamannya UN, terharu dah saya ngeliat spanduk bikinan merekaa..>,<), bahkan sampe guru-guru juga ikutan nyupport (special thanks buat Bu Fajar. =D). Huaa...bahagianya..

Allah pasti tahu gimana perjuangan saya buat ujian kali ini, Allah Mahaadil, Allah yang menguasai atas apapun yang terjadi di langit dan bumi. Well, saya percaya bahwa ga ada satu kejadian pun yang luput dari pengawasan-Nya. Jadi, biarkan Allah yang menentukan, Allah akan memberikan yang terbaik.
It's a happy ending.
It's a big day.


Selesai ujian, ga berarti selesai semua yang berkecamuk di pikiran saya.
Banyak hal konyol -yang seharusnya tidak saya pikirkan- yang hadir memenuhi otak saya.
Tapi yaah..sudahlah, pikiran itu ga akan ngubah jawaban saya.
Kan cuma doa yang bisa membuat yang mustahil jadi mungkiin. =D
Orang yang udah sakit akut yang ga mungkin disembuhin aja masih bisa sembuh karena kekuatan doa. Bagaimana dengan hasil ujian? Itu hal yang sungguh sangat sederhana bagi Allah untuk mengaturnya.

Hanya saja, beneran deeh...saya ga tega buat ngecewain orangtua saya -especially mamah-
Huee..ga tega sungguh ga tega.

Tapi, nurani saya bilang :
"Allah ada di dekat kamu, Indah. Ia mendengar dan melihat segala proses. Allah akan mengabulkan doamu, Indah"

Bismillahi tawakkaltu laa haula wa laa quwwata illa billah.

;)