Welcome to the world.
Where everything is temporary here. Everything you want,
nothing last forever.
You have to learn that sometimes it isn’t love. That is
just a feeling, a sudden feeling, and
you just overreacted.
Semuanya berawal dari pertemuan biasa. Sangat
biasa. Tidak ada yang spesial. Tidak seperti di film-film roman, kami bertemu
karena bertabrakan lalu berpandangan lalu ada sesuatu yang bervibrasi. Tidak juga
seperti di FTV, kami bertemu karena suatu kebetulan yang menyebalkan lalu bertengkar,
saling benci-bencian malah berakhir jadi percintaan. Tidak seperti itu.
Semuanya berlangsung biasa. Tapi, sebiasa apapun suatu cerita, aku selalu ingin
tahu apa akhirnya.
Dia pun biasa, tidak sempurna. Tapi bagiku,
hidupnya sangat sempurna. Bagaimana tidak? Dia pintar, cerdas malah, dia punya
banyak teman yang amat sangat peduli padanya, dia taat pada agamanya, dia punya
keluarga yang harmonis, dan dia -sepertinya- tak usah khawatir pada masa
depannya yang sudah jelas-jelas terang benderang. Kalaupun memang ada seseorang
yang menyukainya karena wajahnya, itu tidak membuatku heran. Dia, hmmm...cukup.
Sungguh, aku tidak terpaksa mengatakannya. Jadi, bisa dipastikan, namanya
selalu istimewa. Ihsan.
Beralih dari dia dan hidupnya yang sangat
sempurna. Aku dan hidupku biasa saja. Tidak setiap hari ada sesuatu yang
istimewa tapi tidak juga masalah yang luar biasa. Jika mereka bilang life is never flat, tidak sepenuhnya
benar dan tidak sepenuhnya salah ternyata. Kadang, aku merasa datar. Datar dalam
hidup, maksudku. Ya. Aku ini tidak seistimewa dia. Aku biasa saja. Aku memang
berusaha untuk bisa menjadi yang terbaik, tapi aku pikir itu cukup sulit,
sangat sulit malah, saat dia datang di hidupku dan menyelesaikan banyak masalah
dengan sangat tampannya. He’s too
brilliant to be defeated. Jadi, aku putuskan, biar saja aku jadi orang yang
unik. Tidak ada parameter yang jelas tentang keunikan seseorang kan? Jadilah
berbeda. Perkenalkan, aku Azka.
Sudah bisa dilihat kan betapa jelasnya perbedaan
antara aku dan dia? Aku sangsi, tapi aku selalu ingin tahu bagaimana akhirnya.
Entah itu bahagia, atau justru membuatku menyesal ingin mengetahui bagaimana
akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar