Pukul 18.30 waktu Indonesia bagian laptop saya :)
Tidak ada yang begitu istimewa hari ini. Selain 2 kali kuliah farmakologi dan saya ga roaming *bangga*, juga rapat integrasi mabim dan tawaran menjadi pementor. Hoaaah, baiklah. Hal terakhir yang saya sebutkan sebenernya bikin saya shock pagi-pagi buta. Saya baru bangun dan langsung shalat subuh, kemudian melihat hape (seperti biasa), melihat 3 sms masuk dimana salah satu sms itu berhasil 100% bikin saya melek dan ga mau tidur lagi. SMS dari kakak kelas saya, Teh Wiwid. Isinya simpel, hanya sebatas ucapan selamat bahwa saya diamanahi sebagai pementor untuk mabim 2012. Tapi saya sudah bisa membayangkan, betapa amanah ini akan menjadi bumerang jika hati saya terlampau buta, betapa amanah ini berat..mengingat posisi saya yang begitu 'kecil' dan pengetahuan agama saya yang masih dangkal. Tapi ternyata, memutuskan menjadi pementor bukanlah hal yang harus digalaukan. Karena tiba-tiba bisikan hati nurani saya terdengar begitu jelas, there are two writers on your shoulder, so which one are you keeping busy for? Saya pun memutuskan untuk mencoba jalan ini. Bismillah. Allah akan selalu membimbing saya dan tidak akan pernah meninggalkan saya.
Yaa...hari ini bukan milik saya saja. Tapi juga milik mereka yang sedang tegang-tegangnya menanti pengumuman tes paling bergengsi di Indonesia, SNMPTN.
Saya pun ikutan tegang. Entah kenapa. Rasanya seperti terseret lagi ke masa sekitar 1 tahun yang lalu. Ba'da maghrib saya baca Quran dulu sambil nangis. Saya cengeng banget memang. Tapi yaa mau gimana lagi, itu galau udah nyampe stadium akut dan tinggal Allah-lah yang jadi sandaran saya. Sandaran yang kuat, yang -sekali lagi- tak akan pernah meninggalkan saya.
Biarkan saya mengenang masa-masa itu lagi. Saat saya ternyata harus diam tak tahu mau berkata apa, sampai akhirnya tangis saya pecah berkeping-keping (mungkin kepingannya sampai 1 nano). Saat saya cuma bisa meluk ibu saya dan ga mau saya lepas saya tangisan saya berakhir. Saat saya udah ga peduli lagi adik-adik saya bingung dan heran, bertanya-tanya kenapa kakaknya nangis sekejer ini. Saat saya -akhirnya- putus asa, menerima kenyataan, setelah berkali-kali log in dengan nomor dan password yang sama. Saat saya -akhirnya- harus bangun dari mimpi, melihat ke depan lagi, berjuang sekuat tenaga lagi meski galau tak mau pergi setiap pagi.
Tapi -sekali lagi saya katakan-, Allah masih tetap bersama saya.
Ia masih membimbing saya hingga saat ini, dan akan tetap terus membimbing saya.
Ia memperkenalkan saya dengan alam Jatinangor yang tak jauh beda dengan suasana di kaki Gunung Karang. Membuat saya terkesan dengan kenyataan bahwa seakan Cahaya Madani adalah miniatur dari Universitas Padjadjaran. Kemiripan trek jalanannya, masih ada ilalang, di bawah kaki gunung, dan kalo malam bintangnya bertebaran.
Ia mempertemukan saya dengan teman-teman yang luar biasa. Teman-teman satu kontrakan yang mengajarkan saya memahami Islam lebih sempurna, memahami hidup lebih sederhana, dan memahami hati secara lebih bijaksana. Teman-teman satu kelas yang tak kalah luar biasa, yang tak kalah cuek seperti halnya Algebra Titania. Teman-teman satu angkatan yang juga luar biasa. Pharmaddiction buktinya :)
Hey Farmasi Unpad 2011, proud of being a part of you. Will unite us no matter what :D
Hey Farmasi Unpad 2011, proud of being a part of you. Will unite us no matter what :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar